Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Yang ada hanyalah bukan tugas istri atau suami,tapi tugas bersama

Jika para suami merasa sudah cukup menafkahi istrinya dengan memberikan gajinya untuk istri dan memenuhi kebutuhan biologis istri.Jawabannya itu salah besar.Karena kenyataannya tidak sesederhana itu. Memang,seorang suami harus membanting tulang mencari nafkah.Itu sudah sangat melelahkan.Belum tekanan dari pekerjaan.Mungkin dengan alasan itu para suami merasa urusan rumah diserahkan semua pada istri. Tapi di zaman sekarang.Saya rasa yang terpenting itu adalah bagaimana bekerja sama untuk masa depan bersama.Tokh,tak sedikit para istri yang sekarang harus ikut mencari nafkah membantu keuangan suami.Baik yang atas kemauan sendiri,ataupun karena keadaan mengharuskan istrinya ikut mencari uang. Jika hanya berputar pada mana tugas istri dan suami.Maka ya sudah,seorang istri harus stay saja dirumah mengurus semua pekerjaan rumah dan anak-anak.Jangan ada lagi para istri yang harus mencari uang dan bekerja di luar. Tapi,tidak bisa disamaratakan seperti itu.Karena kondisi setiap rumah tangga

Puisi Galau di Hari Jadimu

Seandainya kau tahu,, Betapa berdegup kencangnya jantungku Menatapmu terdiam membisu Seandainya kau tahu,, Betapa membaranya hatiku melihat rangkaian kata dan gambarmu itu Yang ambigu.. Seandainya kau tahu,, Betapa ku ingin memajang gambar kita dihari jadimu Biar dunia tahu cinta kita masih menyatu Seandainya kau tahu,, Betapa aku semakin merasa ada jarak dinding pemisah diantara kita Yang entah apakah itu.. Kau memberiku bunga dan racun disaat yang sama Aku mabuk dan terluka oleh cintamu Seandainya kau tahu,, Betapa ku ingin melanjutkan kisah ini bersamamu Memperbaiki setiap celah dan waktu Seandainya kau tahu,, Betapa rapuhnya hatiku.. Seandainya kau tahu,, Tapi kau tetap tak mau tahu!!! Jkt,hari jadimu.. (backsong.. Sendiri#kotak)

Harus ya...settingnya luar negeri melulu??

Bicara tentang setting dalam sebuah novel,yang sudah saya lihat online atau baca sendiri.Hampir semuanya bersetting luar negeri.Bukan karena saya tidak mahir bahasa Inggris(sebenarnya itu juga seeh,takut salah tulis)..tapi juga karena jujur aja bisa dibilang saya nee...punya nasioanalisme yang lumayan tinggi.Saya ingiii..in sekali belajar dan bisa menguasai berbagai bahasa dunia.Saya malah iri neeh sama ponakan saya yang sekarang duduk di kelas sebelas SMK Pariwisata.Kelas sepuluh aja udah belajar Bahasa Korea,langsung lagi sama orang koreanya.Sekarang kelas sebelas belajar bahasa Perancis.Duh kalau seorang penulis bisa multibahasa itu udah keren banget.Jangan jauh-jauh daah bahasa Inggris aja,jadi nanti tulisannya itu kelihatan lebih berkelas.Apalagi ditambah bahasa Korea dan Perancis. Hmmm...tapi ya,sebenarnya saya juga ingin belajar beragam bahasa negeri sendiri.Yang buanyak bejibun ga kehitung.Satu daerah saja kadang bahasa dan logatnya berbeda.Tapi..kenapa ya malah sangat jarang

Ketika Lahan kita 'diembat' orang

Saya percaya kalau rezeki itu sudah ada yang ngatur.Tapi entah kenapa saat lahan kita 'diembat' orang rasanya tuh kayak ga adil banget.Bagaimanapun kita tetep harus bisa mengukur realitas. Saya juga masih bingung,bagaimana cara menghadapi situasi seperti ini.Karena di satu sisi saya ga bisa melawan ataupun protes.Saya hanya bisa pasrah,mengelus dada dan berharap semoga lewat jalan yang kecil ini ada rezeki yang masih tetap mengalir. Yang saya bisa lakukan hanyalah berdoa dan berdoa.Namun kadang yang menjadi kendala,saat hampir setiap hari telinga kita mendengar yang negatif,pemandangan yang kurang mengenakan.Tetap saja menjadikan bad pada mood saya.kalau sudah begitu,rasanya semaput. Mungkin saya kurang bakat kali ya jadi pedagang.Mental saya kurang bisa menerima tekanan,pun juga fisik saya juga cenderung mengalami kelelahan. Padahal usia masih belum genap 30 taun. Bicara soal profesi,saya ingat tentang video yang saya lihat di youtobe.Saat bang Tere Liye sedang ada acara