BELUM APA-APA SUDAH DIBULI



Nasib seorang penulis pemula memang tidak mudah.Utamanya tidak mudah menghadapi komentar orang.Pernah ga sih merasa dibuli??Bagi orang-orang yang pernah dan sedang 'berjuang' dijalan ini pasti tahu bagaimana rasanya.
Dunia literasi memang sedang berkembang pesat akhir-akhir ini.Itu tidak terlepas dari perkembangan internet dan media sosial yang semakin semarak.Jagat maya sedang tak kalah ramai dan menariknya dibandingkan dengan jagat nyata.
Ribuan penulis bermunculan,dari berbagai generasi.Baik yang seperti saya angkatan pertengahan,yang sedang mencoba menapaki hobi lama semasa remaja.Atau generasi baru yang sedang unyu-unyu nya.Yang justru mereka adalah generasi penuh keberuntungan hidup dizaman modern.Dimana sisi positifnya,mereka bisa mencari ilmu sebanyak-banyaknya di media sosial,entah itu facebook,twitter,you tobe dan seterusnya.
Tidak di zaman seperti saya dahulu,yang belum seperti sekarang pesatnya.
Yang saya lihat  malah,generasi sekarang adalah generasi yang jenius dan pintar.Standar ilmu pengetahuan yang sudah ditingkatkan ke level yang lebih tinggi.Contoh kecilnya saja,pelajaran bahasa Inggris di zaman saya baru dikenyam pas kelas satu SMP.Sekarang di Paud saja sudah dikenalkan bahasa Inggris.
Belum lagi kecanggihan internet yang bisa diakses kapan saja,dimana para generasi ABG sekarang sudah terbiasa memegang smartphone.
Jika digunakan dengan bijak,sudah pastilah akan menambah pengetahuan.Saat saya singgah ke berbagai media online sekedar 'mengintip' karya-karya yang dimuat.Kebanyakan adalah para anak muda yang sedang unyu dan greget-gregetnya.Entah sekedar tadinya belajar lewat status galau di facebook atau kicauan di twitter,intinya secara tidak langsung mereka terlatih untuk menulis.
Dan bagi yang berdarah penulis,perkembangan teknologi yang seperti ini sangat membantu membentuk karakter mereka.So,takjub,terpesona sekaligus iri dan minder saya membaca karya-karya mereka.
Beberapa hari saat saya putuskan ingin menekuni hobi ini,sempat membuat saya merenung.Aku mah apa atuh?Apalagi kebanyakan yang seumuran saya sukses sebagai writer atau editor dengan bekal sarjana yang pasti ilmu dan pengalamannya lebih mumpuni.
Jujur saja saya sempat pesimis,bagaimana bisa mereka yang masih muda sudah bisa menjadi editor atau admin sebuah penerbit.
Atau ini hanya pandangan saya yang baru melihat lagi ke dunia literasi setelah tiga tahun "gantung laptop'?
Tapi,saya selalu berpikir dan mengatakan ini pada diri saya sendiri saat rasa gundah,minder,dan pesimis sedang melanda hati.
Tidak mungkin Alloh memberikan kelebihan pada seseorang kalau tidak ada maksud dan tujuannya.Dan saya perluas lagi apa motivasi saya untuk tetap menulis.Okelah penulis sekarang sedang booming,berapa banyak ratusan,ribuan,jutaan...masih dikategorikan sepersekian dari jumlah penduduk Indonesia.Jadi 'kelebihan' ini (bahkan ada yang bilang sebagai 'kutukan') adalah tetap sebuah anugerah yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.
So,silakan membuli.mengomentari,mencibir,mengata-ngatai,dan sebagainya..sebab hanya mereka yang pernah dan sedang 'berjuang' dijalan ini sajalah yang bisa mengerti..

JKT,Tonight


Postingan populer dari blog ini

Independent Woman

Weekend

Ambang Batas4