Teman atau Teman?

Hidup gue ibaratkan roller coaster, hidup emang begitu ya kan? Tapi, hidup gue alurnya luar biasa naek turunnya, kalau lagi naek nggak kira-kira, begitu juga kalau lagi turun nyungsebnya juga nggak kira-kira. 

Beberapa kali, sering malah. Saat gue lagi di titik terbawah. Gue minta tolong ama teman-teman gue. Tapi kenyataan membuat gue monohok, kenawhy? Beberapa orang yang dulu begitu dekat malah sama sekali nggak peduli. Terlebih jika permintaan bantuan itu berupa uang. Ya, jujur aja masalah hidup gue sejak dulu masih berkutat di seputar materi. 

Yang paling meradang adalah ketika chat kita hanya di read doang. Padahal gue meminta tolong karena gue lihat hidup mereka lebih mapan dan mungkin dalam posisi bisa nolongin gue. 

Di luar ekspektasi, orang-orang yang benar-benar peduli ternyata orang asing, yang nggak terlalu dekat sama gue. Ah, seumur hidup mungkin gue nggak pernah bisa lupain kebaikan mereka. Bagi mereka, mungkin langkah kecil itu tidak seberapa. Tapi bagi gue, itu sangat berarti karena saat yang lain gue harapkan menolong gue menutup pintu rapat-rapat tapi mereka tanpa mikir panjang mengulurkan tangan. 

Kejadian ini membuat gue mikir, sebenarnya teman itu seperti apa? Di titik ini juga gue seringkali merasa gue sendirian. Dan menjadikan gue pun menutup diri rapat-rapat dari dunia luar. 

Adalah hal yang tidak mudah, ketika berjauhan dengan keluarga. Bahkan untuk berbagi masalah dengan orang terdekat sekalipun tidak bisa. Pada akhirnya sudut pandang gue berubah, tujuan hidup gue juga berubah. Secara karakter, gue juga merasa segala masalah rasa sakit dan tekanan hidup membentuk diri gue yang sekarang. 

Gue merasa di pecundangi dunia. Gue menjadi orang yang masa bodoh. Gue nggak lagi melihat manusia dari luar. Gue nggak peduli warna apa yang mereka punya, karena yang gue lihat adalah dari hati dan kepedulian mereka sama gue. Gue nggak pernah silau akan seberapa banyak harta, jabatan atau siapa mereka. Yang gue lihat bagaimana mereka memperlakukan gue seperti apa. 

Dulu sekali gue merasa punya banyak teman, tapi saat gue berada di titik yang paling bawah. Barulah gue bisa melihat siapa yang benar-benar teman. Itulah kenyataannya ... 

Postingan populer dari blog ini

Independent Woman

Weekend

Ambang Batas4