Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

Independent Woman

Karena ga da jalan lain gue kepaksa relain hp gue. Sebelum ni hp pindah tangan, gue pengen ngetik satu postingan dulu. Sedih pasti, selain rokok cuman hp ini juga yang setia menjaga kewarasan gue. Hari2 gue pasti bakalan gabut. Tapi mo gimana lagi. Meskipun seringkali gue merasa kek orang bego nulis curhatan gue di blog gue sendiri. Yang baca mungkin gue2 juga. Tapi seandainya ada yang kebetulan mampir baca2 blog gue, percayalah dari sekian banyak omong kosong yang gue tulis pasti ada saja kutipan yang bisa diambil hikmahnya.  Karena gue juga sering banget disadarkan oleh tulisan gue sendiri. Sampe gue mikir, kok gue pernah nulis kek begini yak. Dan itu ngena banget. Jadi, ya gue berharap ada yang bisa mengambil pelajaran dari apa yang gue sampaikan.  Ketika gue terjun menulis lagi, gue otodidak bikin blog ini. Dulu agak ribet tidak semudah sekarang. Meskipun gue belum bisa rapihin kayak yang profesional. Gue otak atik sendiri bisa munculin iklan satu aja di beranda blog gue ini seneng

Weekend

Kebanyakan orang mager saat ngadepin hari senin, mungkin karena bisa istirahat di waktu weekend jadi untuk memulai kembali aktifitas kantor, sekolah atau kegiatan formal lainnya jadi hawanya mager. Bagi yang punya duit n kesadaran healing, biasanya dimanfaatin untuk rekreasi sekedar menghabiskan waktu dengan keluarga atau nyenengin anak dan istri. Kalau yang bugetnya pas-pasan palingan buat rehat.  Tapi bagi gue, sejak dulu yang gue rasakan malah sebaliknya. Jika hawa gw semaput ngadepin hari weekend sabtu-minggu. Karena dulu disaat laki gue sedang 'oleng', gue sering ditinggal pergi. Awalnya alasan kerjaan atau nganterin temen tapi lama-lama tercium juga ada yang nggak beres. Sekalipun udah ketahuan, tapi laki gue pandai menyamarkannya.  Ada aturan dari rumah pake setelan biasa, pulang-pulang dia ke tempat mertua gue dulu buat ganti setelan. Itu adek ipar sendiri gue yang bilang, dan kedua mertua gue nggak bisa berbuat apa-apa karena laki gue nggak ada yang bisa membantah kein

Mimpi

Gue pengen bahas soal mimpi. Bukan tentang sebuah impian tapi ini bunga tidur. Pengalaman gue, banyak bet terkoneksi dengan alam bawah sadar lewat mimpi. Semacam warning ataupun semesta memberi tanda pada kehidupan gue.  Bagi gue, meski hanya bunga tidur namun mengalami mimpi dengan penglihatan yang jelas juga alur yang cenderung komplit itu bagaikan gue sedang berkelana di dimensi yang lain. Gue sangat tertarik dengan fenomena yang terjadi pada sebuah mimpi. Memang ada banyak beragam penafsiran. Ada yang memang itu semacam petunjuk dari semesta lewat alam bawah sadar kita yang merekam sangat detil.  Ada yang hanya plek bunga tidur saja dengan penglihatan yang kabur dan plot acak-acakan. Dan banyak lagi dah. Tapi intinya, ketika gue bermimpi dengan gambaran yang cukup jelas, gue akan segera mengingatnya. Karena hanya sepersekian persen rekaman tentang mimpi tersebut berhasil diingat kembali setelah bangun. Bahkan, nggak ingat sama sekali.  Yang sering banget adalah gue mimpi berada di

Ambang Batas 5

Perasaan gue nggak enak. Biasanya hanya ada dua kemungkinan, bakal terjadi sesuatu yang buruk atau sebaliknya. Tapi, karena hidup gue lagi semrawut, jadi kemungkinan besar something bad. Begitu banyak yang harus gue hadapi, namun gue sudah tidak menemukan jalan untuk mengatasinya. Saat semuanya menjadi simpul yang kusut dalam benak gue, rasanya gue ingin menghilang dari muka bumi. Itu adalah bentuk keputus-asaan dari jiwa gue saat ini.  Mungkin gue bisa saja menghapus semua akun sosmed gue, benar-benar menghilang dari peradaban maya. Termasuk juga blog gue ini, karena gue merasa jadi manusia yang tidak berguna dalam segala hal. Sebagai anak, gue belum bisa membalas jasa kedua orang tua gue. Di saat kondisi mereka susah, gue pun disini berjibaku dengan masalah yang sama. Atau sebagai saudara, kini gue juga tidak bisa membantu apa-apa. Sebaliknya gue yang saat ini sedang membutuhkan uluran tangan.  Sebagai istri, gue hanya bisa menyusahkan laki gue. Hanya membebani dia, dan belum bisa me

I (try) Love My Self Part2

Mencintai diri sendiri itu tidaklah mudah. Karena artinya kita harus menerima paket komplit diri kita apa adanya. Manusia terlahir dari perpaduan genetik kedua orang tua mereka. Dan kita tidak bisa memilih itu. Orang tua hanya pelantara memberikan 'modal awal' pada kita untuk berkembang, entah secara kepribadian, karakter maupun fisik. Sudah tentu ada kelebihan dan juga kekurangan yang telah diwariskan. Kita hanya bisa meminimalisir kekurangan tersebut, tapi tidak untuk menyangkalnya.  Menerima berarti semua hal tanpa terkecuali. Dan yang paling berat adalah menghadapi kekurangan. Tidak semua orang bisa dengan mudah menaklukan sisi minus tersebut. Satu hal yang terpenting adalah, diri kita yang sekarang terbentuk (selain dari faktor genetik yang sudah diwariskan kedua orang tua) juga dari lingkungan sekitar. Ditambah adanya berbagai persoalan hidup dari paling ringan sampai terberat. Itu adalah diri kita.  Dalam masa perkembangan, menemukan jati diri juga tujuan hidup. Manusia

I (try) Love My Self

Bukan omong kosong ketika BTS mengkampanyekan lewat musik tentang mencintai diri sendiri itu efeknya luar biasa bagi para Army. Karena memang gue akui lewat lirik lagu mereka benar-benar bisa memotivasi seseorang untuk sadar bangkit dari keterpurukan. Belajar berdamai dengan rasa sakit, dan mulai mencintai diri sendiri.  Gue bukan Kpopers, atau pun pecinta drama korea. Sama kek kebanyakan orang sebelum mengenal mereka. Gue pun nggak bisa membedakan wajah para anggota kek keliatan sama semuanya. Kadang kala gue juga mengerutkan dahi ketika melihat riasan yang nggak biasa. Karena faktor budaya disana memiliki stansar tertentu untuk dikatakan 'menarik'. Itulah kenapa kita tidak boleh menilai orang hanya dari luar.  Mereka dicintai bukan hanya lewat karya, namun mereka menunjukkan bagaimana mereka berproses. Mungkin karena alasan itu juga yang membuat gue lebih berani memposting curhatan gue di blog ini. Gue hanya ingin berbagi, sekaligus mengingatkan diri sendiri. Plus memang bena

Ambang Batas4

Buat yang kebetulan mampir ke blog gue n baca2 postingan disini pasti terkesan hidup gue ini kebanyakan galau. Mo gimana lagi. Ketika gue merasa tidak bisa berbagi dengan orang yang paling dekat dengan gue. Atau orang tua gue bahkan anak2 gue. Maka gue pasti akan mencurahkannya lewat tulisan.  Itu seperti gue mengrefleksikan isi hati, seolah gue sedang berbicara dengan diri gue sendiri. Karena gue pun sering kali membaca ulang apa yang sudah pernah gue posting disini. Sekedar mengingatkan gue untuk tidak pernah menyerah pada hidup.  Sebelumnya, gue paling nulisnya di diary pribadi. Mungkin udah kebiasaan dari remaja gue sering mencurahkan isi hati gue lewat tulisan. Kalau jaman dulu kan nulisnya manual di semacam buku harian. Sekarang jauh lebih simple. Ada aplikasinya. Cuman ya gue berharap sedikit atau banyaknya jika gue posting di blog gue, mungkin ada yang bisa mengambil hikmah dari tulisan gue disini.  Gue tahu, semua orang punya beban masalah masing-masing, mungkin ada yang jauh

Otak Gue Sekarang Isinya Cuman Duit

Dulu banget, dulu ... dulu ... sekali  Gue nggak kepikiran pengen banyak duit. Maksud gue, nggak terlalu ngejar materi. Sapa sih yang pengen punya rumah bagus, mobil, tabungan banyak dst. Semua orang juga maunya begitu pan.  Pada dasarnya gue orangnya nerimo, dikasih berapa aja nggak protes. Gue mah yang penting harmonis, lebih mengejar kebahagiaan batiniah. Tapi, setelah melalui banyak hal. Gue zengah dan berontak. Seakan muak ada di posisi paling bawah. Menjadi manusia yang nggak bisa menghasilkan uang sekarang bagi gue kek sebuah penghinaan yang menimbulkan luka mendalam.  Tidak dihargai oleh siapapun. Padahal, seumur gue idup, gue nggak terlalu ingin perhiasan. Baju bagus, skincare atau apapun yang bersifat banda. Gue emang anak mamih, nggak pernah ngerasain kerja keras sebelum gue menikah. Sejak dulu, gue manjanya ama perhatian dan kasih sayang dari orang-orang terdekat. Sekarang, gue udah muak dan zengah karena selalu dianggap sebelah mata. Kodrat seorang wanita ya diam di rumah,

Titik Nol2

Entah mengapa gue mulai pesimis dengan pernikahan gue. Entah kenapa gue mulai halu andai laki gue menyerah bagaimana? Apa gue udah benar-benar siap menghadapi kenyataan itu?  Masalah gue masih belum kelar, gue seperti memegang bom waktu yang bisa saja meledak kapan saja. Gue nggak terlalu yakin kali ini kami bisa melewatinya.  Andaikata itu terjadi, misal laki gue memilih untuk melepaskan gue karena mungkin saja dia sudah jenuh dan berpikir jika tetap bersama gue hidupnya akan terus belangsak. Gue sadar diri, dia berhak hidup lebih baik. Ditambah lagi, gue merasa mertua gue pun sekarang mulai terkena dampaknya. Mungkin juga berpikir dan menginginkan hal yang sama jika laki gue bersama orang lain bisa saja secara materi akan jauh lebih baik.  Tapi seandainya nasib gue harus begitu, rasanya sangat ironis. Ketika sudah sejauh ini kami melangkah, ketika segala yang pahit sudah kami lewati, ketika Tuhan sudah memberikan kesempatan terakhir untuk kami bersama namun berakhir sia-sia.  Bagi gu

Orang Asing 4

4. Wanita dalam bus2 Orang asing berikutnya yang gue temui adalah sama-sama di dalam bus pas gue balik dari Bandung. Entah suatu kebetulan atau gimana, pertemuan gue yang nggak biasa tersebut selalu terjadi di saat gue bepergian seorang diri. Jika menuju kota kembang gue bertemu dengan wanita berjilbab yang memberikan batangan kayu yang diklaim sebagai obat segala penyakit.  Pas gue kembali ke Jakarta lusa harinya, gue bertemu dengan bentukan wanita yang sebaliknya. Kenapa bagi gue termasuk pertemuan yang luar biasa. Karena ternyata orang ini pengedar narkoba.  Singkat cerita, saat gue pengen ngerokok di smooking area yang terdapat di ujung bagian bus. Gue melihat seorang wanita paruh baya. Sejak awal keberangkatan dia tidak pindah lagi ke jok penumpang, dan dugaan gue benar ternyata dia juga perokok.  Kami duduk berdampingan. Dia yang menyapa duluan karena tidak menyangka kalau gue juga merokok. Tanpa gue cerita panjang lebar, dia bisa menebak jika hidup gue memang sedang berantakan.

Orang Asing3

Orang Asing3 Yang berikutnya adalah  3. Wanita di dalam Bus Orang asing berikutnya yang di luar nalar gue yaitu teman satu perjalanan di bus. Seperti yang sudah-sudah, pertemuannya memang biasa saja namun yang gue rasakan berbeda seolah sudah di atur sedemikan rupa. Karena gue pikir-pikir itu mungkin saja cara Tuhan menggiring gue pada episode baru kehidupan gue lewat pemberian orang tersebut.  Jadi, sewaktu ketika disaat semua badai besar pernikahan gue sudah berlalu. Kan gue bilang kami memasuki episode lain, setelah selesai masalah Mpok gue. Keluarga gue di kampung pun sedang mengalami masa-masa sulit. Dimana cobaan datang bertubi-tubi tanppa jeda.  Setelah itu tidak berselang lama, nyokap gue didiagnosa kanker dan harus dioperasi. Gue sangat sedih karena jauh gue nggak bisa mendampinginya. Jadi, setelah gue dapat kabar jika nyokap gue harus melakukan kemo di salah satu rumah sakit yang ada di Bandung. Gue meminta izin ma laki gue untuk menjenguknya. Karena hati gue nggak tenang.  A