Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

My Lullaby Part9

Setelah semua badai besar itu berlalu, gue memulai semuanya dari nol lagi. Gue udah pernah bahas sebelumnya, kalau laki gue tipe orang yang cuek. Tapi sekalinya dia niat nunjukkin kepedulian, bakal bikin gue ambyar.  Sama ketika awal-awal masa pacaran, laki gue bersikap jauh lebih lembut dan romantis. Sayangnya , kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Entah karma untuk laki gue atau memang takdir pernikahan kami yang harus menempuh banyak ujian.  Laki gue yang sekarang diuji tanpa berhenti oleh masalah keuangan. Dimulai dari gue yang abis-abisan bantuin Mpok gue. Ampe gue kejebak rentenir berulang kali.  Laki gue sempet kurang terima karena gue terlalu menghendel masalah yang menimpa Mpok gue. Ya gue mikirnya saat itu yang mpok gue punya cuman gue. Nggak sedikit duit yang gue keluarin saat masalah Mpok gue memuncak. Karena gue pikir bisa menghendelnya tanpa harus melibatkan orang tua gue.  Keuangan gue merosot tajam. Bergantian tiba-tiba ada masalah dari pihak keluarga dia yang menyer

My Lullaby Part8

Next ...  Hari-hari berikutnya gue yang mulai belajar membebaskan diri dari segala masalah yang gue hadapi berlanjut. Ketika gue sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi. Termasuk jika memang gue harus melepaskan laki gue. Hal yang tak terduga pun terjadi. Untuk pertama kalinya, di pengujung tahun ke tiga kisah percintaan terlarang laki gue ama tu perempuan.  Tiba-tiba saja, wanita itu mengirim gue pesan. Tanpa gue minta. Tanpa gue tanya lebih dulu. Dia meminta maaf atas segala yang terjadi. Meski begitu, kecongkakannya masih gue lihat dari apa yang dia sampaikan. Katanya demi kebahagiaan gue dan anak gue, dia akan mengalah dan menikah dengan sesama pengusaha. Gue mikir, kan memang sudah seharusnya dia mengambil sikap kek begitu dari dulu. Kenapa baru sekarang? Tapi ya udahlah gue nggak mo perpanjang toh dia sudah mau pergi dari kehidupan kami pun sudah bagus.  Dia juga menyampaikan hal tersebut ma laki gue, tapi laki gue ngak terima.  Yah, meskipun wanita itu terkesan masih ngompo

My Lullaby Part7

Ada banyak alasan yang membuat gue waktu itu sampe kek ngerasa mati segan hidup nggak mampu, tapi sebagian besar karena yang gue sebutkan di awal.  Karena kami sepakat, akhirnya gue coba jalani lagi. Memang ada perubahan tapi sebentar doang. Bulan-bulan berikutnya lagi dan lagi gue mendapati laki gue masih berhubungan ma tu perempuan.  Dari yang awalnya gue sampaikan dengan sopan ampe kesabaran gue menipis. Lebih lagi wanita itu sejak awal terkesan congkak menanggapi gue. kek nggak merasa bersalah, berdosa apalagi menyesal kalau dia sedang menghacurkan sebuah pernikahan. Gue sangat geram, bukankah secara usia dia jauh lebih dewasa.  Pun secara iman, dari bentukannya dia terlihat agamis. Lebih-lebih sering posting tentang agama dan moral. Harusnya lebih paham hukum agama gimana ketimbang gue yang masih awam.  Sampai gue bilang gini, dia udah pernah jadi istri dan masih jadi seorang ibu. Dia pasti tau betul gimana rasanya jika ada di posisi gue. Kenapa nggak dia saja yang ngilang kalo me

My Lullaby Part6

Lanjuuut ...  4. Next alasan keempat yang bikin gue depresot adalah karena dia kek sengaja bet menabur garam di atas luka yang dia buat. Dan gue ngerasa nggak adil buat gue.  Dulu awal-awal gue nggak curiga ketika gue sengaja post foto atau apapun soal keluarga. Terutama foto gue atau dia di fesbuk. Dia bilang, lebay lah, alay lah, privasi dan lain sebagainya. Intinya dia melarang. Ya udah gue hargai permintaannya. Alasan yang sama ketika gue nanya kenapa ngak suka post tentang gue atau keluarga kecilnya. Dia bilang nggak suka show ke publik.  Karena feeling udah tajam ada yang nggak beres, insting detectif gue mulai bangkit. Gue kepoin hp dia pas lagi tidur. Ternyata dikunci. Berbagai cara gue lakukan agar bisa tau apa isi ponsel yang dia sembunyikan dari gue. Tuhan kabulkan, saat gue minta sepahit apapun gue pengen tau apa yang sedang terjadi.  Begitu gue bisa buka, isinya bikin hati gue meradang. Gue mulai tahu dengan siapa dia bermesraan di chatnya. Termasuk nama fb wanita tersebut

My Lullaby part5

Gue pengen lanjut cerita soal keluarga gue. Tapi gue langkap atu, harusnya abis mpok gue part5 nya abang gue. Gue loncat ke bagian gue, karena pas banget aja sekalian gue pengen curhat. Berbagi pengalaman idup, kali aja ada yang mampir semoga bisa ambil hikmah dari semua tulisan yang gue sampaikan di sini.  Gue anak bontot, dari tiga bersaudara seperti yang sebelumnya gue bahas atu-atu. Hidup gue mengalami fase hebat di taun sekitar 2014an. Pernikah gue yang lagi adem ayem tiba-tiba aja goyah. Laki gue seketika kek orang amnesia lupa segala-galanya. Awalnya gue mengira, dia berpaling karena memang wanita lain tersebut mayan orang berada.  Gue yang tentu saja nggak terima, shock bahkan mengalami semacam guncangan jiwa. Selama kurang lebih empat taun gue didera prahara dan drama panjang. Dari yang gue cuman bisa mewek dewekan tengah malam ampe kering air mata. Kenaway bisa begitu.  1. Gue shock berat karena nggak ada kepikiran dikit pun laki gue bakal berpaling, mengingat dulu gue nikah

Titik Nol

Saat ini, gue masih menunggu ending dari episode atau mungkin fase berat yang sedang gue lalui. Saat gue merasa ya udahlah gue nyerah, karena udah nggak ada lagi yang bisa gue perbuat. Pada akhirnya, gue mulai mengikuti arus deras yang membawa gue entah kemana. Itu yang gue rasakan sekarang.  Saat gue merasa keknya gue nggak kuat, tapi gue mencoba tetap menjalani setiap hari yang gue lalui. Gue nggak luat lagi tanggal atau hari, yang gue nantikan saat gue tidur gue berharap gue bermimpi indah melupakan sejenak segala beban yang gue alami seharian.  Besoknya gue kebangun dengan rutinitas dan masalah yang sama. Boring, jenuh, bosan bahkan muak. Sampai kapan gue begini? Sebagai penulis, yang biasanya gue bikin alur pada setiap karakter yang gue buat. Sudah tentu, penulis skenario terbaik ya Tuhan sendiri.  Setiap jiwa memiliki kekuatan tersendiri, tidak satupun yang luput. Entah mereka sadar atau tidak. Yang bisa gue lakukan untuk mencoba bangkit ya dengan mengingat-ingat bahwa gue bisa a

Teman Lintas Negara

Gue pengen share pengalaman gue beberapa waktu yang lalu. Karena dm gue terus diabaikan oleh temen gue ketika gue mengirim sinyal sos. Akhirnya, untuk pertama kalinya gue buka dan balas dm yang masuk ke ig gue dari orang luar. Ya, tentu ae cowok. Lebih lagi, gue ganti foto profil dengan foto gue sendiri.  Apa ya, sejak 'badai besar' menerjang pernikahan gue. Biasanya gue patenin tu foto profil ma laki gue. Kenaway? Gue nggak mau kejadian sama terulang. Gue ingin nunjukin pada eks laki gue juga keluarga gue bahwa kami baik-baik saja. Sekaligus itu tanda penghormatan gue ama laki gue bahwa gue adalah miliknya.  Sebenarnya gue ingin laki gue melakukan hal yang sama. Bukan karena alay, tapi karena alasan yang serupa. Tapi, ya gue nggak bisa memaksa. Dan karena kebucinan udah menjauh dari gue. Tanpa sadar gue pun mengikuti 'aturan main' laki gue. Intinya gue melakukan hal yang sama. Toh, Tidak ada bedanya. Yang penting, gue ama dia masih terikat pernikahan dan sama-sama mela

Ambang Batas2

Ini benar-benar bulan yang berat buat gue lalui. Mungkin sebenarnya sejak pergantian tahun, gue udah merasakan hal tersebut. Kek semuanya sama aja, meski tahun berganti. Awal yang buruk, mungkin sampai pertengahan tahun akan terus seperti ini buat gue. Atau sampai gue menemukan jalan keluar yang benar-benar bisa menyelesaikan semuanya.  Seperti yang udah gue ceritakan, belakangan gue merasa hampir semua teman tidak lagi respect ama gue. Termasuk temen-temen yang masih baik pun sekarang benar-benar sudah tidak membalas pesan gue. Itu sangat menyedihkan dan menyakitkan ketika mengenang bahwa dahulu gue dan mereka pernah dekat. Banyak moment berharga. Sekali lagi, gue belum bisa move on dari masa-masa itu.  Saat sekolah menengah pertama, gue berada di posisi paling puncak. Entah dalam prestasi, gue menyabet juara umum. Dimana kala itu, nama gue disebut di tengah-tengah lapangan. Semua mata tertuju ma gue. Begitu juga dalam organisasi, dimana gue merasa banyak bet 'anak buah'. Tema

Ambang Batas

Belakangan ini masalah gue keknya mencapai klimaks. Dimana gue benar-benar sudah terpojok dan tidak bisa meminta bantuan pada siapapun lagi. Gue sempat prustasi dengan semua itu. Lagipula, gue harus mikir realistis teman yang masih baik pun tidak bisa terus-menerus menolong gue. Terlebih berupa uang yang belum tentu gue bisa balikin cepat-cepat.  Gue ambruk. Kepala gue berat. Pusing, nggak nafsu makan kecuali perut gue udah berasa melilit. Gue kek nggak punya kekuatan untuk menghadapi setiap hari sulit yang biasa gue lalui sebelumnya. Pikiran gue semaput dan semakin gelap ingin melakukan hal konyol. Gue berasa nggak napak di bumi ketika gue berjalan. Setiap helaan nafas gue rasakan begitu berat.  Mata gue perih, tapi selalu tertahan. Kerjaan rumah berantakan. Tiap gue lihat ujung pisau udah kek melambai-lambai ke gue nyuruh gue agar akhiri saja semuanya. Tiap gue bawa motor rasanya pengen gue tabrakin diri aja ke sesuatu. Semua hal bego dan konyol itu kek terlintas begitu saja dalam be

Prasangka

Sebelum gue lanjutin cerita keluarga gue, gue tadi nemu postingan soal prasangka. Intinya gue seakan diingatkan kalau prasangka Tuhan bagaimana prasangka hambaNya.  Gue cuma bisa menghela nafas berat. Karena jujur aja, gue juga pernah ada di posisi dimana gue merasa iman gue saat itu menanjak. Sholat nggak bolong dan selalu awal waktu. Gue juga sempetin ngaji dan terjemahannya. Di sela-sela aktifitas harian gue sambil dzikir dalam hati. Pun ketika gue hendak tidur yang menjadi penghantar sampe gue terlelap ya dzikir lagi.  Tapi seperti yang udah gue bilang, alur hidup gue saat iman gue nanjak atau turun ya tetap sama. Yang membedakan hanyalah saat itu batin gue lebih tenang. Dan jauh lebih sabar.  Saat ini gue pun ingin kembali ke titik itu. Namun, gue merasa terlalu jauh berlari hingga gue lupa jalan untuk pulang. Mungkin lebih tepatnya gue merasa kehilangan jati diri dan tujuan hidup gue lagi. Persis ketika pernikahan gue diuji. Saat itu yang dihajar mental oleh masalah yang bersifat

My Lullaby Part4

Next soal kakak perempuan gue ...  Kisahnya sempat gue jadikan novel di Novelme. Itu karya perdana gue setelah sekian lama hiatus. Gue baca ulang, memang penyampaiannya masih kurang karena gue menuliskan seadanya.  Gue sempat gabung di grup nulis dan mayan dapat ilmu banyak. Seperti yang udah pernah gue bilang, penulis sekarang mau tidak mau harus mengikuti trend. Skill juga kudu mumpuni, karena menembus media itu susah. Mereka juga nggak mau rugi. Itu faktanya.  Baru di novel selanjutnya, ada peningkatan biar sedikit. Mungkin dua apa tiga gitu, gue lupa. Sisanya banyak yang ditolak, ada juga yang nggantung harus revisi. Ada sih sebenarnya satu yang nembus di Goodnovel cuman sayangnya gue nggak dapat kontrak eklusif.  Perbedaannya, kalau dapat kontrak eklusif itu enak. Tinggal ngejar jumlah kata untuk dapat cuan dengan jumlah tertentu. Mau pembacanya sedikit atau banyak, kita tetap dapat duit dari hasil tulisan kita itu. Kalau noneks uang yang masuk hanya dari seberapa banyak pembaca y

My Lullaby Part3

Ini akan jadi kisah yang panjang ...  Enaknya memang dijadikan novel. Selain karena gue takut terlalu mengekspos masalah intern. Juga gue cukup kesulitan nembus media buat nulisnya. Karena sekarang platform menulis itu kebanyakan mengikuti perkembangan zaman. Temanya nggak jauh dari Ceo, ya pokoknya yang berbau kekinian.  Selain itu, editor sekarang ketat. Tulisan harus benar-benar sudah rapi dan jadi. Bahkan sudah sempurna menurut kita pun, kudu greget, kata baku non baku harus benar, dan seterusnya. Ngapain ada editor kalo begitu yak 😅  Tugas penulis ya nulis aja, mo sesemrawut apa kek. Justru kadang kebanyakan aturan menurut gue malah membatasi karya. Tapi memang begitulah kenyataan yang harus dihadapi oleh penulis zaman sekarang. Harus mengikuti perkembangan kalau memang niatnya ingin menghasilkan cuan.  Makanya gue pake bahasa asal nulis di blog gue sekarang, ya ingin meluapkan semua yang ada dibenak gue aja tanpa terhalang aturan. Entah memang ada yang mampir baca, ya syukur mun

My Lullaby Part2

Saking dramatisnya alur hidup gue dan keluarga gue, sering kepikiran untuk gue jadikan novel meski resikonya mayan riskan. Karena orang yang kenal sama nama pena gue pasti akan tahu semuanya. Bcoz biar gimanapun yang akan gue sampaikan ini masalah internal keluarga. Kalo yang iba dan tersentuh, meski nggak bisa bantu minimal mungkin mereka ikut mendoakan agar segala permasalahan yang gue dan keluarga hadapi cepat selesai. Karena kita nggak tahu dari siapa doa kita akan terkabul, right? Kalau malah nyinyir gimana?  Gue gemes aja, selain ingin mencurahkan segalanya lewat tulisan. Gue hanya ingin mengangkat perjuangan dari setiap karakter. Karena biasanya dari satu keluarga itu masalah hanya datang kepada seseorang saja. Dan pasti saja ada satu orang yang mengangkat derajat, katakan yang paling beruntung hingga bisa merangkul semuanya.  Tapi tidak dengan keluarga gue. Baik bokap, Nyokap, kakak perempuan gue, kakak laki-laki gue termasuk gue sendiri dihadapkan dengan persoalan yang tidak m

Bad

Hari ini gue ngerasa buruk banget. Kek di postingan gue sebelumnya, saking sering terjadi gue sekarang udah kek cenawan yang bisa nebak endingnya akan seperti apa. Feeling ini udah dari kemaren gue rasakan. Mulai gas abis, pe er cicilan mingguan yang harus gue bayar, belum tunggakan lain depan mata.  Setiap kali gue pengen cerita ke laki gue, hanya tertahan di kerongkongan gue. Gue udah terlalu banyak nyusahin dia, dan gue malas berdebat. Jadi, gue telen aja sendiri. Karena cerita pun percuma hanya akan membuatnya murka terlebih urusannya soal uang. Gue juga paham dari sudut pandang dia. Mungkin dia sudah mulai lelah karena masalah gue yang selalu berulang.  Dan sialnya, lagi-lagi gue sukar menjelaskan karena dia udah menghakimi duluan. Dan posisi gue juga selalu salah, karena nyari jalan sendiri nggak bilang-bilang ma dia. Migren gue langsung berasa dari kemaren. FYI, gue selalu stok n ngonsumsi Bodr*x Exstra satu kaplet yang isinya 4. Ampe warung dekat rumah bilang nyetok buat gue. K

My Lullaby

Macam-macam 'nyanyian' penghantar tidur gue Saat awal-awal gue nikah, kek pasangan manten baru pada umumnya hidup gue berjalan dengan sangat normal. Gue bener-bener ngerintis dari nol ama laki gue. Hanya bermodalkan cinta dan sama-sama bucin, gue dan dia mencoba melabuhkan bahtera bersama.  Usia gue kala itu baru 20 tahun, dan laki gue 23 tahun. Cukup muda, baik untuk gue maupun dia yang memutuskan untuk menikah. Tapi kami sama-sama optimis. Walau memulai dari zero, hp pun nggak punya.  Akhir tahun 2005 gue memutuskan untuk ikut paman gue ke Jakarta. Meski gue anak manja, tapi jiwa petualang gue mayan besar. Gue ngerasa terbebani dengan masa depan kalo gue nggak bisa langsung kuliah ya minimal gue nyari kerjaan lantas kuliah sambil kerja.  Takdir mempertemukan gue dengan dia. Sempat ngalamin LDR karena gue akhirnya balik lagi ke kampung. Boro-boro dapat kerjaan. Di Jakarta ternyata jauh lebih susah karena harus bikin segala macam, surat domisili, dan lain sebagainya. Sempet pen

Ketika Tuhan (sengaja) Menyingkirkan Semua Mahluk Dari Hati Gue

"Jangan bersedih jika merasa dijauhi oleh orang-orang yang ada di sekitarmu. Kenapa? Karena Tuhan sengaja menyingkirkan semua mahluk dari hatimu, agar hanya Dia saja yang menempatinya." Kurang lebih begitu isi yang gue baca saat gue scroll beranda Ig gue. Niat hati ngehibur diri lihatin Ayang2 gue, ya bukan cuman Jungkook. Tapi semua member BTS sekarang udah gue anggap jadi ayang-ayang gue 😅.  Gue seringkali mengalihkan otak n hati gue yang udah semaput mikirin beban idup dengan nontonin mereka. Gue yakin, para army akan lupa sekejap tentang masalah yang sedang dihadapi jika sudah scroll Bangtan.  Back to soal kutipan gue di atas, lagi sik-asik nyengir lihat Yongi dan yang lainnya tiba-tiba ae nyempil kata-kata tersebut yang sukses bikin mata gue yang tadinya nangis ketawa karena kekocakan Bangtan jadi meringis bcoz kalimatnya monohok. Apa iya? Apa iya Alloh memang sengaja ingin mengosongkan hati gue dari semua mahluk agar hanya Dia saja yang menempatinya. Gue siapa? Gue kan