My Lullaby Part8

Next ... 

Hari-hari berikutnya gue yang mulai belajar membebaskan diri dari segala masalah yang gue hadapi berlanjut. Ketika gue sudah pasrah dengan apapun yang akan terjadi. Termasuk jika memang gue harus melepaskan laki gue. Hal yang tak terduga pun terjadi. Untuk pertama kalinya, di pengujung tahun ke tiga kisah percintaan terlarang laki gue ama tu perempuan. 

Tiba-tiba saja, wanita itu mengirim gue pesan. Tanpa gue minta. Tanpa gue tanya lebih dulu. Dia meminta maaf atas segala yang terjadi. Meski begitu, kecongkakannya masih gue lihat dari apa yang dia sampaikan. Katanya demi kebahagiaan gue dan anak gue, dia akan mengalah dan menikah dengan sesama pengusaha.

Gue mikir, kan memang sudah seharusnya dia mengambil sikap kek begitu dari dulu. Kenapa baru sekarang? Tapi ya udahlah gue nggak mo perpanjang toh dia sudah mau pergi dari kehidupan kami pun sudah bagus. 

Dia juga menyampaikan hal tersebut ma laki gue, tapi laki gue ngak terima. 

Yah, meskipun wanita itu terkesan masih ngomporin gue tapi gue ambil hikmahnya. Coba dari dulu mungkin laki gue juga bakal berhenti dengan sendirinya. Gue pikir semua sudah berakhir, namun laki gue setelah ditinggal nikah ma perempuan itu keadaannya sangat kacau. Kek orang yang patah hati. Ngelamun, menyendiri, sensi dan sebagainya. Sekali lagi gue harus meredam ego memaklumi kondisi laki gue. 

Suatu ketika, gue yang sudah berhenti kepoin hp laki gue dibuat penasaran. Insting berburu gue bangkit lagi, gue hanya ingin memastikan kalo laki gue udah kembali. Namun, lagi dan lagi gue mendapatkan hal yang pahit. Ketika gue menemukan kembali ada begitu banyak riwayat chat mesra bukan hanya satu tapi banyak. Gue sempet nanya kenapa bisa kayak gitu? Apa gue selama ini kurang sabar? 

Laki gue bilang, semua ga da hubungannya ma gue. Dia yang salah karena merasa dendam ditinggal nikah. Dan ingin membalaskan sakit hatinya dengan membual pada banyak wanita lantas mematahkan hati mereka. Dan yang gue lihat, secara usia juga penampilan bentukannya memang mengacu pada bekas selingkuhannya. 

Jelas itu membuat gue kecewa. Disaat mantan kekasihnya sudah menikah, gue juga sempat mantau fesbuk jika tu perempuan memang posting kebahagiaan dengan suami barunya. Lantas kenapa laki gue malah belum bisa move on dan malah menenggelamkan diri dalam dunianya sendiri. Dalih apapun itu, tetap saja membuat hati gue meradang. Gue pikir setelah wanita itu pergi. Pernikahan gue kembali normal seperti sedia kala. Atau setidaknya ya mbok fokus aja gitu ngobatin hati gue yang selama ini udah koyak. Ini malah semakin menjadi. Meski nggak lagi pergi-pergi dan hanya lewat chat saja tetap saja gue merasa sakit hati saat laki gue menebar rayuan pada banyak wanita. 

Gue udah benar-benar nggak habis pikir. Laki gue seperti orang asing. Yang tadinya untuk dekat ma lawan jenis saja dia tertutup kenapa malah begini. Saat gue coba chat mantan selingkuhannya, tapi perempuan itu nggak mau tahu lagi dan ogah disangkut pautkan lagi ma laki gue. Ya gue bilang aja, efeknya ternyata merembet kemana-mana bahkan setelah dia pergi. Enak bet dianggap enteng, setelah dia menghancurkan segalanya kek cuci tangan dan gue yang lagi-lagi harus membereskan puing-puingnya. Tidak ada empati sama sekali. Gue lihatin riwayat chat laki gue. Gue panas-panasin sekalian buat dia mikir kalo bukan dia doang yang digombalin jadi jangan coba-coba berpikir buat kembali atau termakan rayuan laki gue lagi.

Yang ada tu perempuan malah menghina dina laki gue abis-abisan ngatain laki gue bukan tipe dia, ga level lah, miskin blagu, dst. Hello! Kemaren-kemaren kemana aja? Ampe buta segala-galanya. Gue lihatin aja ke laki gue, noh yang selama ini dia agungkan mati-matian ujung-ujungnya malah merendahkan. Maksud gue nunjukin semua itu biar laki gue sadar udahlah kubur semua tentang tu perempuan. Mo sebanyak apapun kenangan manis mereka selama ampir tiga tahun lebih, apa memory pernikahan gue ama dia yang jauh lebih lama dari itu tidak ada harganya sama sekali? Gue benar-benar kecewa dan terluka. 

Alhasil, gue kembali mengalami masa-masa broken yang panjang. Ditambah masalah keluarga gue pun memuncak. Gue merasa hidup gue makin nggak karuan. Dan gue muak dengan semua itu. Sampai akhirnya gue menarik kesimpulan kalau laki gue memang nggak ada niatan berubah apalagi memperbaiki pernikahan kami. Gue mulai ambil ancang-ancang. Gue harus siap dengan segala kemungkinan. Anak gue juga udah mulai gede. Dan gue semakin membuka diri, andai kata gue harus pisah. Gue harus cari bekingan lebih dulu karena gue nggak mau nambahin beban orang tua gue lagi. 

Gue benar-benar meminta keadilan ma Tuhan buat ngirimin seseorang yang bisa nyenengin gue secara materi. Andai kata gue harus pisah, minimal hidup gue dan anak gue terjamin. Persetan dengan cinta. Gue udah nggak membutuhkannya lagi. 

Gue semakin berani melawan keadaan. Jika laki gue pergi, maka gue pun pergi. Jika laki gue bermesraan dengan teman chatnya, gue pun melakukan hal yang sama. Gue merubah penampilan gue jauh lebih muda. Dan semua yang gue lakukan ternyata cukup membuat laki gue gerah. Sekarang dia yang dibakar cemburu. Dan gue pun kian menjadi, gue ingin laki gue merasakan gimana rasanya dibakar cemburu. 

Saat masalah gue kian memuncak. Bahkan hampir diujung tanduk. Dan gue nggak lagi menahan laki gue pergi. Keajaiban pun terjadi. Tuhan Maha Berkehendak, Dia membolak-balikan hati manusia dalam satu kedipan mata. Saat laki gue menantang untuk berpisah dan kali itu gue mengiyakan tanpa merengek mengemis memohon untuk bertahan kek biasanya. Laki gue yang kek orang amnesia 4 tahun, tiba-tiba saja pulih seperti sedia kala ingat lagi segala-galanya. 

Gue juga sampe kehilangan kata-kata. Kenapa disaat gue udah siap melepasnya, justru laki gue yang berurai air mata menyadari semua kekhilafannya selama ini. Gue nggak pernah lihat laki gue menangis. Itu diluar nalar gue. Gue awalnya nggak bisa percaya begitu saja mengingat berulang kali dia melakukan hal yang sama. 

Tapi laki gue menunjukkan segala perubahan yang absurd, hal-hal yang dulu gue minta sampe mohon-mohon merengek tidak pernah digubris olehnya malah dengan sendirinya tanpa gue minta kini melakukannya. Dia posting foto gue, bilang gue wanita terhebat dalam hidupnya. Dia ganti foto profilnya pake foto gue. Dia merendahkan suaranya, pokoknya persis ketika awal pertama gue pacaran ma dia. 

Laki gue melakukan banyak hal untuk menunjukkan bahwa ucapannya bukan gombalan semata. Gue sempet mikir, apa ini jawaban dari Tuhan? Bahwa keadilan yang gue minta diganti dengan kembalinya laki gue seperti sedia kala. 

Bukan cuman itu, beberapa waktu kemudian setelah gue memutuskan untuk memberikan laki gue kesempatan terakhir. Gue dikaruniai anak ke dua. Dan laki gue mensupport full selama menantikan persalinan. Karena waktu anak pertama gue semasa hamil dan lahiran di kampung, tau-tau anak dia lahir aja. 

Tapi pas anak kedua gue ingin suka dukanya dinikmatin bersama. Bahkan, meskin tidak berucap banyak kata, laki gue menunjukkan hpnya yang diisi walpaper foto gue. Padahal gue nggak meminta, tapi dia menujukkan begitu saja biar dilihat ama gue. Bukan itu saja, yang biasanya ogah nunjukin kebersamaan di umum. Pas nunggu nomor antrian, tanpa malu, gengsi dan lain sebagainya laki gue duduk sambil memeluk gue disebelahnya. 

Agak lucu, seneng ya sekaligus aneh karena amat sangat jarang dia seperti itu kek gue. Tapi gue tahu maksudnya adalah bentuj support dia mendampingi gue menunggu kelahiran anak kedua kami. Itu benar-benar hal hebat yang gue alami dalam kehidupan gue. Tuhan Maha Berkehendak, mengubah keadaan dalam sekejap. Dan gue bersyukur atas itu. Kami kembali menjadi suami istri yang bahagia. 

Gue pikir inilah endingnya, ya ... setelah drama panjang ini lah happy ending buat gue. 

Apa sudah berakhir? Sayangnya tidak! Karena ternyata cobaan rumah tangga gue memasuki babak baru. 

Bersambung ...

Postingan populer dari blog ini

Independent Woman

Weekend

Ambang Batas4